Sabtu, 15 Oktober 2011

SATU HARI TENTANG AKU

15 Oktober 2011
6.30 am
Pagi ini aku terbangun karena dinginnya cuaca. Kepala masih terasa pening karena semalam aku dan suami saling bicara hingga hampir dini hari. Weks, berarti sekiranya aku hanya tidur tiga jam dari kemarin dan semalam. Putriku yang berumur 1,5 tahun masih tergolek dengan manis di sebelah ayahnya yang sedang memeluk guling. Kasur kami memang ada di bawah. Kusuruh suamiku untuk mencopot ranjangnya karena putriku yang masih balita tadi sudah dua kali terjatuh dari ranjang . Ya, selalu begini setiap paginya. Tak selalu, kadangkala.
Seperti pagi di hari-hari lalu, aku bangun dengan banyak pikiran dalam kepalaku. Banyak yang sudah terjadi di masa lalu. Aku rindu hal-hal di masa lalu. aku sadar hal-hal itu tak dapat kembali. Tapi ada sedikit penyesalan ketika aku memilih jalan ini, kini.
Tak banyak waktu. Aku tahu ini saatnya bangun pula dari mimpi. Akupun beranjak beraktivitas. Tandang gawe njero omah.

7.30 am
Halaman dan rumah sudah kusapu, mencuci baju, memasak, plus cuci piring komplit dengan peralatan masaknya. What else? Putri kecil kami terbangun. Dengan langkah kecilnya dia mendatangi dan memeluk kedua kakiku, berharap aku akan menggendongnya. Ya, aku memang menggendongnya sejenak, menciumi wajahnya yang lucu, memberinya minum air putih di gelas kecilnya dan membaringkannya di karpet depan televisi. Tak lama dia bergegas menuju sudut ruang keluarga yang penuh dengan mainannya. Main-main sendiri sudah pintar dia, tak lagi repotkan ibunya.
“Mandi yuk, dik!”, ajakku padanya. tanpa disuruh dia langkah kecilnya mengikutiku menuju kamar mandi. Dan suamiku masih saja belum terbangun dari tidur lelapnya.

8.30 am
Putriku baru saja kusuapi dan kini dia sudah kembali disibukkan dengan boneka panda kesayangannya. Bonek itu pemberian mertuaku, yang oleh putriku diberi nama Utri. Suamiku sendiri sudah terbangun beberapa menit lalu dan langsung menuju televisi. Semua channel dilihatnya bergantian. Seperti proses scan, begitu cepatnya dia memencet tombol remote televisi sampai akhirnya menemukan acara kesukaannya. Berita politik dalam negeri yang disukainya, yang sebenarnya aku benci. Muak melihat wajah-wajah sok naif penuh kepalsuan yang menghiasi berita politik negara ini setiap hari di berita televisi. Wajah-wajah tak bertanggungjawab yang Kenapa tidak secara eksplisit berkata, “ya, kami memang koruptor sejati!”
Aku sedang menuliskan ini. bagian dari proyek kartasis dari semua keadaan semu dalam kehidupanku. Aku tahu aku dan suamiku tak ingin hidup dalam kebencian. Benarkah kami memang saling membenci? Benarkah kami memang dikuasai keserakahan yang menenggelamkan jiwa kami sebagai manusia? atau benarkah jika aku dan suamiku memang dua berbeda yang tak mungkin satu?
Sesungguhnya aku masih mencari jiwa manusiaku. Menerima kenyataan bahwa aku harus berjuang sendiri dengan kedua kakiku adalah hal terberat dalam hidupku. Ada kerinduan untuk kembali ke pelukan ibunda, tapi apa daya, dia sudah menerima keadaan dengan melepaskan anak bungsunya ke dunia yang dipilihnya. Sungguh dewasa ibundaku, dan aku tak mau mengganggu fantasinya tentang kemandirian sang anak, jika aku memilih untuk kembali padanya.
Di tahun ketiga pernikahan kami, aku dan suami banyak bicara mengenai hal-hal semu. Hal-hal yang sesungguhnya bukan merujuk pada hubungan yang sehat antar manusia. bukan hal-hal mengenai perasaan dan cinta. Semua yang rumit disederhanakan. Semua yang esensial dilupakan. Mau ga mau, aku harus berpikir, ah, fitrah manusia itu kan, cuma dua. Pertama untuk melestarikan jumlah manusia dan kedua melestarikan pikiran positif tentang Tuhan kepada dirinya sendiri dan anak cucunya. Itu saja. Tapi dalam kasusku, kok gampang di wacana yang pertama saja, ya? Apakah ini hanya teoriku belaka? Seandainya ini sekolah Tuhan, pasti aku sudah diberiNya nilai merah.

12.00 am
Uh, rupanya kepala dan tanganku sudah mulai capek. Putriku juga sudah mulai histeris. Sudah mengantuk dia rupanya. Kuberikan satu payudaraku untuknya, sebagai pengganti susu sapi. Ah, bukankah yang betul jika ASI adalah yang utama? Ih, pikiranku sudah mulai error.
Sambil menggendong dan menyusuinya, aku masih bisa menulis. Kadang aku berpikir, inilah hebatnya perempuan. Multitasking job we can do! Memasak sambil dengar radio, nonton televisi sambil ngerumpi, membaca buku sambil sms, dan menyusui anak sambil…. ya tentu saja menulis! Apa pula pikirannmu… menyusui yang lain tentu saja di lain waktu kan.. kalo itu memang tidak bisa multitasking… ah, semakin error pikiranku.
Suamiku mulai memanaskan mesin motor tua kami. Katanya hendak pergi ke gedung DPRD. Aku memang sudah mendengarnya beberapa waktu lalu. Rencana tentang demo percepatan RUU Desa. Bukan main-main, yang berdemo adalah para Kepala Desa se-kabupaten.
Ketertarikan suamiku pada dunia aktivis sejak seringnya penayangan berita demo jaman reformasi di berbagai media massa sekitar tahun 1998-1999. Penggulingan Suharto (sekalipun sang mantan presiden menyebut dirinya mengundurkan diri) adalah tonggak bersejarah di kehidupan suamiku untuk lebih berperan aktif mempertahankan idealisme grass roots, yakni mengharapkan adanya keadilan dan transparansi di semua bidang yang akan membawa percepatan pembangunan bangsa dan manusia didalamnya secara keseluruhan lahir dan batin.
Ah, ya, aku hanya mengiyakannya. setiap dia berbicara aku memang harus mengiyakannya. bukankah manusia yang mendengar adalah manusia yang utama? Yang membuatku bertahan dengannya hingga detik ini adalah niat baiknya mengenai negara yang hampir bobrok ini. tak kupungkiri dia adalah seorang dengan intelejensia tinggi dan aku sering dibuat bodoh disandingnya.
12.30 pm
Ah well, putriku sudah terlelap. Kutidurkan dia di kasur. Kubuka jendela lebar-lebar agar sejuk badannya dan dengan harapan dapat memperpanjang waktu tidurnya. Ya, kalian pikir aku akan ikut tidur dengannya? Mana bisa, seringkali kupejamkan mata beberaapa waktu ketika putriku sedang tidur siang. Tapi tak bisa juga mata ini menurut. Pikiran dan prasangka membuatku terjaga.
Suamiku baru saja pergi. Dielusnya putri semata wayang kami. Diciuminya kening dan bibirku. “doakan aku, mah!” iyalah pah, so pasti. Setiap hari tak lepasnya aku dari kalimat doa. Hanya pengharapan yang bisa dilakukan seorang hamba yang masih bergejolak dengan dirinya.
Jujur saja aku kecewa dengan jalan yang aku pilih saat ini. bersandar pada idealisme seseorang sebenarnya bukan style ku, karena aku sendiri juga punya idealisme. Ada benturan dalam hati kami sesungguhnya dan kami sama-sama sadar. Tak ada salahnya tak menyelesaikan semua ganjalan, meski dalam prakteknya semua terlihat menyakitkan. Aku yakinkan diri bahwa ini semua merupakan perjuangan. Perjuangan melawan diri sendiri tanpa mengorbankannya dan orang di luar diri, dan tentu saja berjuang melawan gerusan roda kehidupan yang bergulir menuruti aliran jaman setiap detiknya. Tentu saja orang yang paling berbahagia adalah orang yang dapat menemukan alur jati dirinya, karena dia bisa tempatkan diri dalam roda kehidupan itu, atas bawah sama saja untuknya.

14.00 pm
Aku baru saja berpikir bahwa memang betul jika tak ada seorang manusia pun yang sempurna. Adalah sempurna yang dibuat olehNya kepada mahklukNya yang dapat berpikir dan berguru pada alam. Jika sering merasa kecewa dan dikecewakan oleh kehidupan, ambillah nilai universal bahwa Tidak ada satu orang pun yang tidak menginginkan kebahagiaan dan ketenangan hidup. Semua orang ingin hidup dalam kebahagiaan hakiki dan abadi dari hati. sekalipun jika dia adalah seorang komentator dan ahli balistik, dia pasti ingin membahagiakan hatinya dengan cara tersebut. Bukankah manusia yang “melihat” harus dapat memahami lebih banyak dari apa yang tak terkatakan?

20.00 pm
Kututup tulisan hari ini, yang sebenarnya aku sudah buat dari pagi. Tak ada salahnya jika menyelesaikan yang terlambat diselesaikan. Tuhan saja Maha Pemurah dan Pemaaf terhadap semua kelalaian.aku takjub padaNya. Tak henti-hentinya Dia sayangi umatNya meski banyak kenakalan yang sudah dibuat umatNya. Cobaan demi cobaan adalah caraNya untuk mengajari sang anak umat agar tak lagi bersandar pada apapun kecuali dirinya sendiri dan Dia.
Putriku sudah tertidur pulas. Jika ada demo begini, suamiku biasanya pulang hampir pagi. Entah apa yang dilakukannya, aku tak mau tahu. Aku sendiri juga masih harus menyelesaikan beberapa pesanan pengetikan. Tapi yang aku tahu film tengah malam nanti adalah film box office dengan artis internasional kenamaan. Mungkin bagus filmnya karena termasuk film drama komedi percintaan yang aku suka. Aku harus cepat menyelesaikan semua pekerjaan jika ingin melihat film itu tepat waktu. Tapi pasti aku ingin melihat film itu dan kembali berkhayal mengenai perfect life, with perfect love and perfect husband… yuhuii!! My life is imagination, my imagination is my life. Saat ini aku hanya butuh sedikit khayalan untuk membuatku lebih hidup, lebih berharga…..