Rabu, 18 Mei 2011


cerpen
BALADA KEBO DAN AYAM JAGO
By Dian Aulia

Halo semua, kenalkan aku si Putri Kebo. Aku tinggal di pertanian milik keluarga Exye. Tapi aku tak tinggal sendiri, aku tinggal bersama dua kebo lainnya, nenekku si Kebo Anting dan ibuku Kebo Ninatang. Aku bahagia karena semua sudah dicukupi oleh Pak Bu Exye dan aku tak perlu mencarinya sendiri. Ya, dasarnya sih, memang aku sangat pemalas. Tapi kalau sudah bekerja di sawah, wah, jangan tanyakan kemalasanku, aku bekerja sepenuh hati dan kredibel (aih,kayanya bahasa ini terlalu high untuk kalangan perkeboan). Meski aku dipelihara oleh keluarga Exye, aku masih dalam pengawasan ibuku. Ibuku memperlakukan aku secara berbeda dengan anak-anak kebo lainnya. Ibu amat sangat memanjakanku dan bahkan ibu sering memberikan makanan jatahnya untukku. Maksudnya se, biar aku bisa sehat dan montok biar dapat jodoh kebo jantan yang cakep dan gagah nantinya.ya, ibuku memang suka berkhayal. Masa kecilnya dilewati dengan menonton film-film kartun Barbie yang sering diputar oleh anak-anak keluarga Exye. Kebetulan kandang ibu dulu berhadapan dengan jendela ruang keluarga dimana televisi berada. Ibuku bermimpi menjadi sang putri, namun mimpi tersebut sirna seketika pada saat ibu dijodohkan dengan kebo jantan milik pak Abe, tetangga sebelah. Hanya dua minggu kumpul bareng kebo jantan tersebut, ibuku langsung bunting. Ya, kebo jantan itu adalah ayahku, dan sejak aku lahir sampai sekarang, aku sudah tidak pernah melihatnya lagi. Kudengar dari orang-orang yang lewat, ayahku sudah mati karena kena gigitan ular di sawah ketika aku masih dalam kandungan ibuku. Ah, siapapun ayahku, sudah tak penting lagi bagiku. Karena aku tidak perlu sekolah, buat akte kelahiran, dan tanda pengenal lainnya seperti manusia yang kian hari kian ruwet kehidupannya. Sekarang ini aku cukup bahagia hidup bersama nenek dan ibuku.
Akupun kini tumbuh jadi gadis kebo remaja. Aku jadi kebo centil dan kemayu karena treatment ibuku padaku, yang sedemikian memanjakannya. Sebenarnya aku agak malas bekerja. Tapi Pak Exye pintar sekali merayuku, sehingga aku mau ikut membajak di sawah. Pak Exye tidak hanya memelihara kebo di peternakannya. Melainkan ada kelinci, sapi perah, dan ayam. Ups, ayam, aku tak pernah mau main bersama ayam karena mereka sering menggunakan paruh mereka untuk menyakiti tubuh kami. Gemas mungkin ya,, karena kami bertubuh besar sementara mereka kecil mungil dan berbulu, hii…
Ah, ini pasti ayam yang baru dibeli pak Exye! Kudengar kemarin memang memang Pak Exye akan membeli ayam jago, untuk menggantikan ayam jago yang sudah tua. Ayam nya memang jenis ayam tulen, ayam kampung yang muda, gagah dan sehat. Takut-takut aku melihatnya dari balik kandang. Rupanya dia sedang menutul jagung yang disebar. Khusus untuk ayam, memang hanya dikandangkan jika malam tiba.
Mungkin karena merasa ada yang diam-diam melihatnya,si jago pun menghentikan acara makannya. Diapun menoleh, dan bergegas dengan dada membusung dia mendatangi kandangku.
“hei, kebo, kenalkan namaku Jago, penghuni baru peternakan ini. aku tiba barusan. Namamu siapa?”
“Nama ku Putri, Jago. Tapi kamu jangan dekat-dekat aku ya.”
“Lho kenapa?”
“aku agak trauma tubuhku ditutul-tutul dengan paruh oleh ayam-ayam di sini. Kan sakit, makanya aku takut dekat-dekat sama ayam.”
“Oh gitu, aku tidak akan menutul tubuhmu, karena bukan kebiasaanku. Aku pernah jadi ayam aduan, jadi aku tidak akan menyakiti yang bukan musuhku. Dan nanti aku akan bilang pada ayam-ayam sini agar tidak menutul tubuhmu. Jadi, kamu mau berkawan denganku?”
“Betulkah? Ya, tentu saja aku mau jika kamu begitu. Kamu baik sekali.”
Cerita pun berlanjut. Kami kemudian bersahabat dan saling bercerita. Aku dan dia sama, tidak tahu siapa ayah kami. Bahkan dia hanya sebentar diasuh ibunya kemudian dipisahkan untuk dijual bersama ayam jago lainnya. Jago bagiku adalah seekor hewan yang bertanggungjawab, setia, royal dan dapat diberi kepercayaan. Dan pernah dia mengatakan bahwa aku baginya adalah sesosok hewan yang lucu, manja, tapi sebetulnya dewasa, tegas, bisa memahami dan pendengar yang baik (memang aku jarang bicara, karena dia yang suka bercerita. Bagiku saat bekerja ya bekerja, saat santai ya santai. Cuma dua hal itu hidupku).
Di suatu senja yang indah, ketika aku di sawah, Jago menghampiriku dan menyatakan perasaannya padaku. Ternyata dia mencintai aku yang pemalas ini. bagiku hal yang aneh sekaligus indah kedengarannya, aneh karena aku tidak percaya karena aku yang pemalas ini ada yang ingin memiliki dan indah karena Jago yang pertama. Diapun menyatakan kebingungannya, “Entah perasaan apa ini, aku merasa ada perasaan yang berbeda denganmu. Beda dengan ayam-ayam betina yang pernah kukencani.” Dan aku mengiyakan perasaannya. Aku yang pemula dalam percintaan ini, coba ikuti alurnya. Ternyata alur itu tercipta sedemikian indah, ternyata akupun luluh beneran padanya. I’m in love after he did.
Suatu hari, ibuku bertanya padaku tentang hubunganku dengan Jago. Banyak hewan di peternakan yang mengatakan bahwa kami berdua sering terlihat bersama. Kukatakan kami saling mencintai dan akan kawin. Ibuku menganggap aku hanya berkhayal. Kemudian dia memberikan fatwa haram atas kebersamaan kami. Ibuku memarahi aku dan melabrak Jago agar tidak mendekatiku lagi.
Sejak ibuku bertambah galak padaku dan mengawalku kemana saja agar Jago tidak mendekatiku, (keluarga pak Exye bingung sekali dengan perubahan ini), aku sering lepas kendali dan sering sakit. Suatu ketika aku sakit parah, hingga aku tidak dapat makan dan sekedar bangun dari kandang, nenekku Kebo Anting menghampiriku.
“Cucuku, nenek tahu perasaanmu. Sebenarnya nenek sudah lama mengawasimu dan Jago. Tak disangka ternyata cinta kalian begitu dalam. Jago sering menanyakan kabarmu dan bertanya pada nenek tentang keadaanmu. Nenek juga sering memergoki dia melamun dan memandang ke kandang kita ini dengan tatapan kosong. Sekalipun kamu tidak tahu, karena kamu hanya bisa berbaring. Nenek jadi tahu Jago sangat menyayangimu. “
“Iya nek, terima kasih, aku tak sangka engkau akan mendukung aku, karena selama ini kita tak pernah berbicara mengenai hal ini. tapi ibu pasti tetap tidak setuju, karena Jago bukan seekor kebo jantan.”
“Nenek akan bercerita. Ada sebuah kisah cinta antara seekor kebo betina dan burung prenjak jantan. Mereka bertemu di sawah. Kebo betina dibesarkan oleh ibunya, dan ketika dia sudah cukup umur dia dipekerjakan oleh majikannya di sawah. Ternyata di sawah ada seekor burung prenjak yang hinggap di punggungnya. Mereka bertemu tiap hari dan terus bersama. Suatu saat burung prenjak menyatakan cintanya dan kebo betina muda menerimanya. Ada getar rahasia yang menyatukan mereka berdua hingga ibu kebo betina mengetahui percintaan mereka. Ibu kebo marah sekali karena kisah kebo dan burung prenjak biasanya hanya sebatas sahabat, kini malah berpacaran dan akan kawin. Wah, ya ndak mungkin, mana bisa punya anak… ibu kebo pun memutuskan untuk memisahkan dua sejoli. Tak lama kemudian, kebo betina muda pun sakit parah. Karena sedih melihat keadaan itu, ibu kebo mengikhlaskan anak perempuannya untuk bersama burung prenjak. Kebo betina muda pun bahagia. Dia bersemangat kembali ke sawah untuk membajak dan bertemu prenjak jantan. Namun, prenjak tidak ada. Dipikirnya mungkin belum beruntung hari itu. Namun, setelah bertanya dengan prenjak lainnya, ternyata didapati kenyataan bahwa prenjak jantan sudah mati. Dia mati ditembak senapan angin oleh anak-anak yang main di sawah. Kebo betina menjadi sedih kembali dan memutuskan untuk menutup hati. Sampai akhirnya dia harus menerima kenyataan bahwa dia akan dikawinkan oleh majikan dengan kebo jantan yang tak dikenal untuk mendapatkan keturunan, karena hal itu yang diinginkan manusia. Jadi kebo betina kawin tanpa cinta.”
“Benarkah itu nek, kok persis ceritaku ya? ternyata bukan aku saja yang mengalami kisah cinta antar mahkluk ya. Tapi….sedih sekali akhir ceritanya. Selain itu, Ibu nek, aku tak masih sanggup minta restunya.”
“Nenek akan coba bilang pada ibumu. Berdoalah pada Sang Pencipta, mudah-mudahan ibumu berubah pikiran.”
“Trima kasih nek, tak kusangka engkau begitu baik padaku.”
Sekalipun demikian, aku belum merasa lebih baik. Aku belum mendengar restu dari ibuku. Dia hanya menyentuh dan merawatku sekenanya saja. Tapi di suatu sore nan indah, ibuku mendatangiku.
Dia pun berkata, “Putri ibu nan cantik. Kamu tercipta untuk kebo jantan yang gagah, bukan untuk seekor ayam yang berbulu dan kecil. Semua mahkluk hidup memang diciptakan berpasangan, tapi juga menurut masing-masing jenisnya. Manusia berpasangan dengan manusia. Kuda berpasangan dengan kuda. Kelinci, kamu lihat Cici dan Bolu di kandang sebelah sana, mereka sama-sama kelici juga kan? Demikian kamu, kamu adalah jenis kebo dan hanya akan berpasangan dengan kebo. Jika tidak begitu, siapa yang akan melanjutkan keturunan kita di peternakan ini?”
“Iya itu benar ibu, tapi jika berbicara soal hati, aku tidak sanggup berpindah kepada kebo atau mahkluk lainnya. Si Jago itu benar-benar telah mencuri hatiku dan akupun bisa stress dan sakit ketika aku dihadapkan pada kenyataan ini.”
“Anakku, putri Kebo, jika kamu telah berpikiran demikian, maka ibu tidak bisa melarangnya. Soal cinta dan hati adalah milik setiap mahkluk yang memang langsung diinstalkan Sang Pencipta. Tapi jika Dia berkehendak, maka kau tetap anak ibu.”
“Ibu, terima kasih atas pengertianmu. Mudah-mudahan Sang Hyang memberimu tempat terbaik kelak.”
Akhirnya kami kembali bertemu dan bercinta. Aku tak dapat mencintai kebo jantan dan hewan lainnya karena hatiku memang hanya untuk ayam jago seekor, demikian juga dia. Aku akhiri kisah ini dengan sedikit perih, karena aku harus berbagi cinta dan kasih sayang ayam jago dengan para selirnya, yakni 7 ayam betina di peternakan pak Exye. Sekalipun begitu, ternyata kami makin terkenal, lho! Minggu lalu ada puluhan wartawan datang ke rumah Pak Exye untuk memberitakan kami berdua. Di depan kamera aku dengar aba-aba agar aku lebih dekat dengan ayam jago, aku dan ayam jago pun beraksi dengan menampilkan pelukan kami yang termesra. Sepulang para wartawan tersebut, pak Exye mengelus tubuhku dan berkata bahwa berita tentang aku dan ayam jago akan muncul di media massa. Katanya aku juga akan mendapat jatah makanan tambahan karena banyaknya para manusia yang ikut memasukkan uang di kotak amal yang sengaja dipasang pasca kisah cinta kami diekspos media. Kata manusia, aku dan ayam jago adalah pasangan aneh bin ajaib abad ini. Hari ini pun ratusan manusia datang kekandangku, khusus melihat kemesraan kami berdua, aku dan ayam jago. Kami memang tak terpisahkan. Ah, senangnya, setidaknya kini manusia pun tahu kami saling mencintai. Meskipun, pada akhirnya nanti aku tahu aku harus menerima seekor kebo jantan yang tak kukenal untuk menjadi ayah dari anakku, meski tanpa cinta, seperti kisah ibuku dan burung prenjak.

1 komentar:

  1. ha...ha.... kasihan deh loe..........081517591738 ( evining tyas)

    BalasHapus

jangan lupa tinggalkan komentar pada tulisan saya, ya! boleh kritik boleh saran. just be honest.
terimakasih.