Kamis, 19 Mei 2011

TENTANG KIAMAT DAN ATLANTIS

Tuhan telah tenggelamkan benua Atlantis dan benua Lemuria. Kedua bangsa memiliki suku asli Arya dan Dravida. Arya adalah bangsa berkulit putih berambut pirang yang seringkali disebut dalam literatur mengenai Atlantis sebagai alien. Banyak orang yang berpendapat bahwa penampakan Unidentified Flying Object yang seringkali dilaporkan adalah penduduk suku Arya yang selamat dari banjir tersebut dan menyelamatkan diri dengan pesawat luar angkasa. Mereka kemudian menemukan planet lain di luar Bumi dan mengalami penyesuaian kehidupan luar Bumi. Penduduk suku Arya (yang dikenali sebagai UFO) tersebut kadangkala kembali ke Bumi untuk menjenguk hasil kebudayaan dan keturunan mereka. Sementara suku Dravida adalah penduduk dengan ciri berkulit gelap berambut gelap atau suku pribumi.
Diceritakan dalam buku Plato (yang merupakan pemicu awal perdebatan mengenai mitos ada tidaknya Atlantis) bahwa Atlantis adalah suatu benua yang memiliki penduduk yang maju dalam bidang peperangan termasuk dalam pembuatan alat-alat perang, strategi perang, termasuk ilmu astronomi. Sementara Benua Lemuria adalah benua yang memiliki penduduk dengan kemampuan ilmu batin. Keadaan di benua Lemuria diselimuti kedamaian dan cinta sampai bangsa Atlantis menyerangnya. Bangsa Atlantis senang berperang dan menguasai daerah-daerah di dunia, termasuk bangsa Lemuria yang lemah dalam hal fisik dan kemampuan berperang. Akibat dari penyerangan tersebut, terjadi penyatuan penduduk kedua bangsa.
Benua Atlantis sering digambarkan adalah suatu pulau yang memiliki tembok atau sekat yang berlapis yang berbentuk lingkaran. Bagian luar adalah penduduk yang bermatapencaharian sebagai petani. Setiap pemukiman dibatasi sekat melingkar sampai sekat utama, yakni ibukota dan pusat pemerintahan. Setelah bergabung dengan bangsa Lemuria, bangsa Atlantis mengalami kemajuan semakin kuat karena rasionalitasnya bercampur dengan penduduk bangsa Lemuria yang stabil dalam emosi dan batin. Bangsa Atlantis menjadi bangsa yang menghargai dan menghormati leluhur dan alam. Hal tersebut berlanjut sampai beberapa generasi.Hingga tiba generasi mudanya mengalami penurunan ahklak yang diakibatkan oleh kesombongan diri. Alhasil Tuhan menjadi murka.
Dalam beberapa referensi, kemusnahan Benua Atlantis dimulai dengan meletusnya gunung Krakatau purba yang menyebabkan abu vulkanik menyebar ke seluruh penjuru dunia. Hal tersebut memicu gempa vulkanik dan kenaikan air laut, dikarenakan abu vulkanik juga sampai di daerah Kutub yang pada akhirnya menyebabkan lapisan es mencair. Konon ketebalan abu di Kutub (kemungkinan arah angin pada saat itu menuju ke kutub) setebal 60 meter. Kehancuran benua Atlantis dimulai dari gempa dan keluarnya air laut dari bagian dalam Bumi di sisi bagian tengah benua / pulau.
Penduduk di sisi luar benua tersebut masih dapat menyelamatkan diri dan berlayar menuju seluruh penjuru dunia. Asia, Amerika Selatan, India, Mesir, dan belahan bumi lainnya, meninggalkan jejak sejarah yang bisa dikenali hingga saat ini. Di India masih ada komunitas suku yang masih menjalankan suatu ritual khusus sesuai yang dilakukan leluhurnya dulu, yakni bangsa Dravida yang mendiami benua bagian luar. Sisa peninggalan (yang dipercaya sebagai) bangsa Atlantis kebanyakan berupa piramida, seperti di Mesir dan Meksiko/suku Maya. Suku Maya sendiri adalah suku yang konon tinggal didalam hutam rimba pedalaman Amerika Selatan. Meski demikian, sebagai keturunan bangsa Atlantis mereka juga memiliki kemajuan pesat dalam bidang bangunan dan ilmu perbintangan. Suku Maya telah punah dan hanya meninggalkan puing-puing bangunan yang sepertinya belum selesai dibangun. Entah apa yang membuat penduduk suku Maya meninggalkan hasil karya leluhurnya tersebut, sampai saat ini masih diteliti oleh ahli sejarah.
Piramida sendiri sepertinya menunjukkan fungsi astronomi. Dibuat dengan metode kuno yang sampai saat ini belum dipecahkan oleh para ahli, piramida dibuat dalam ukuran raksasa dan diukur persis sama sisi. Piramida menunjukkan tanda musim, dan kalender, selain fungsinya sebagai makam (piramida Mesir).
Piramida yang diyakini sebagai peninggalan budaya bangsa Atlantis yang selamat dari banjir, jika diamati bentuknya menyerupai gunung dan sistem pengairan terasering. Dan letaknya selalu di dekta mata air maupun sungai. Piramida juga menyerupai candi-candi Budha, termasuk Candi Borobudur yang ada di Indonesia. Dari sini bisa diambil kesimpulan bahwa kemungkinan ada traumatis mendalam dari penduduk Atlantis yang selamat dari musibah tersebut. Benar yang meletus adalah gunung berapi, sementara mata air atau sungai yang berdekatan dengan piramida adalah simbol musibah banjir itu sendiri. Mereka berpikir dan bertekad agar asal usul budaya yang ditinggalkan dapat “dibaca” oleh manusia modern.
Ada yang mengatakan sesungguhnya letak Atlantis dulu adalah di Indonesia. Karena budaya bercocok tanam dan gunung Krakatau purba yang letaknya dulu di Indonesia. Saya tidak ingin membahas hal tersebut lebih lanjut, karena bagi sebagian orang benua Atlantis masih misteri dan hal yang menarik untuk ditelusuri untuk dibuktikan kebenarannya. Setiap penduduk dunia berhak mengklaim negaranya maupun tempat lain sebagai mantan letak benua Atlantis dulu.
Dalam ayat Al Quran disebutkan, “tidakkah kamu mehgerti sudah berapa generasi yang telah Kami binasakan sebelum kamu?” Subhanaallah. Ya, jika di sadari entah sudah berapa trilyun manusia yang berhasil dimatikan oleh Tuhan sampai abad 21 ini. Mereka dipanggil karena memang sudah dicukupkan usianya dan untuk menenangkan diri lebih cepat pra peradilan kelak. sesungguhnya setiap musibah, kematian, harus disikapi dengan lapang dada, karena itu semua adalah rencanaNya. Mudah-mudahan yang terkena musibah dapat juga meninggalkan jejak keberhasilan seperti para leluhurnya.
Bumi saat ini secara sains memang didesain untuk siklus penghancuran diri sendiri setiap kala 5.200 tahun sekali sesuai penanggalan suku Maya. Sudah banyak sign kita bisa temukan di ayat-ayat Kauliyah Tuhan yang tersebar di sekitar kita. Es di Kutub mencair, banyak populasi hewan yang bertambah maupun semakin langka, hawa semakin panas, angin puting beliung, gempa, banjir. Apakah nantinya Bumi ini akan ditenggelamkan lagi oleh Tuhan seperti generasi terdahulu? Generasi Atlantis, Lemuria, dan Nabi Nuh? Kita tidak tahu pasti, hanya Tuhan yang tahu jawabnya. Manusia indigo diturunkan pun hanya cukup untuk sekedar memprediksi. Melalui ketajaman indera keenamnya, mereka berlatih untuk lebih peka dalam menerima sign dari Tuhan secara langsung.
Kiamat sama sekali tidak dapat diprediksi kapan datangnya. Al Quran hanya memberi sign bahwa kiamat akan datang dengan pertanda keluarnya Dajjal, ditiupkan terompet Jibril dan terjadi pada hari Jumat. Oleh karenanya, banyak lembaga Islam maupun sekolah berbasis ajaran Islam yang libur pada hari Jumat. Serta dimuliakannya sholat Jumat bagi umat Muslim karena mayoritas yang datang adalah kaum laki-laki yang menjadi tulang punggung keluarga.
Kiamat menurut Agus Mustofa sesuai dengan pertanda dalam Al Quran dan sains, dapat terjadi ketika suatu saat Bumi bertabrakan dengan suatu orbit yang berisi benda-benda luar angkasa atau meteor yang tiap satuannya berukuran sebesar gunung. Orbit tersebut disebut orbit Org yang memang ada di sekitar Bumi. Bumi akan berhenti berputar pada porosnya yang menyebabkan matahari terlihat terbit dari arah selain dari timur. Manusia digambarkan dalam Al Quran pada hari itu akan terlihat seperti kupu-kupu yang beterbangan karena sedemikian kecilnya jika dibandingkan meteor sebesar gunung yang menghantam Bumi. Bumi dihancurkan oleh Tuhan sampai waktu yang ditentukan, Bumi akan dibangkitkan kembali termasuk dengan seluruh mahkluk ciptaanNya yang terkubur di dalam tanah.
Manusia akan kembali dihidupkan dengan sistem DNA yang memang sudah diciptakanNya untuk mempertanggungjawabkan kehidupannya di dunia. Ketika peradilan tersebut, manusia akan ditemani oleh dua malaikat. Yakni malaikat pendamping dan malaikat pengawasnya yang menemani manusia tersebut selama hidup di dunia.
Logikanya manusia harus hidup secara sempurna secara hati dan pikiran, lahir dan batin. Karena kesempurnaan ini akan dibawanya sampai saat pembentukan Bumi kembali pasca penghancuran pertama. Jika hidup di Bumi yang gratis ini secara sempurna, maka dia akan terlahir di alam akherat secara sempurna pula. Demikian sebaliknya, jika tak berusaha sempurna secara lahir batin, maka dia akan terlahir cacat. Tak membuka hati akan terlahir buta, tak menolong orang lain akan terlahir dengan tuna daksa, tak bicara baik dan lie akan terlahir bisu, tak mendengar yang baik akan terlahir tuli, dan seterusnya. Sesungguhnya Allah Maha Bijaksana.
Tuhan tidak akan membiarkan mahkluk ciptaanNya tercipta dan berakhir dengan sia-sia. Semuanya kita kembalikan pada diri kita sendiri dan apabila belum menemukan jati diri sejati, maka kembalikanlah semua urusan pada Tuhan. Dia akan berikan jawaban kepada umatNya selama mereka berkelakuan baik sesuai track nya di dunia, dan mampu bersabar atas semua cobaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan lupa tinggalkan komentar pada tulisan saya, ya! boleh kritik boleh saran. just be honest.
terimakasih.